Profil Desa Nagasari
Ketahui informasi secara rinci Desa Nagasari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Nagasari, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara. Mengulas potensi pertanian, demografi, pemerintahan, serta tradisi unik Kirab Ikan Mas sebagai upaya pelestarian budaya dan lingkungan di tengah tantangan alam.
-
Basis Ekonomi Agraris
Kehidupan masyarakat Desa Nagasari sangat bergantung pada sektor pertanian (padi dan hortikultura) dan peternakan, yang didukung oleh semangat gotong royong dan kelompok tani aktif.
-
Kekayaan Budaya Unik
Desa ini memiliki tradisi khas "Kirab Ikan Mas" yang bertujuan untuk konservasi sungai, diiringi oleh musik lesung yang langka, menunjukkan kuatnya pelestarian budaya lokal.
-
Lokasi Rawan Bencana
Terletak di dataran tinggi dengan kontur tanah yang labil, Desa Nagasari menghadapi tantangan nyata bencana tanah longsor, seperti yang terjadi di Gunung Maung, yang menuntut adanya kesiapsiagaan dan mitigasi.

Terletak di lereng perbukitan yang subur di Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara, Desa Nagasari menyajikan perpaduan antara kearifan lokal yang terus dijaga, potensi agraris yang menjadi tulang punggung kehidupan, serta tantangan kondisi geografis yang dinamis. Jauh dari hiruk pikuk kota, desa ini menyimpan pesona ketenangan pedesaan Jawa Tengah yang khas, dengan bentang alam persawahan dan kebun yang menghijau.
Desa Nagasari menjadi salah satu dari 16 desa di wilayah Kecamatan Pagentan, menempati posisi strategis yang beririsan langsung dengan kehidupan agraris dan sosial budaya masyarakat dataran tinggi. Dengan populasi dan luas wilayah yang terkelola dengan baik, Nagasari terus berbenah dalam pembangunan sembari melestarikan warisan leluhur yang menjadi identitas utamanya. Kehidupan masyarakatnya yang mayoritas bergerak di sektor pertanian menjadikan desa ini salah satu lumbung pangan lokal yang penting di tingkat kecamatan.
Kondisi Geografis dan Demografi
Secara geografis, Desa Nagasari berada pada koordinat 7°19′47″S Lintang Selatan dan 109°44′41″E Bujur Timur. Berdasarkan data resmi dari Pemerintah Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2022, desa ini memiliki luas wilayah total mencapai 3,3 kilometer persegi atau setara dengan 330 hektare. Wilayah ini sebagian besar dimanfaatkan sebagai lahan pertanian produktif, pekarangan dan permukiman penduduk.
Batas administrasi Desa Nagasari meliputi:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Penawangan dan Desa Talunamba
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Karangnangka dan Desa Larangan
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Clapar (Kecamatan Madukara) dan Desa Aribaya
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Gununggiana
Pada tahun 2022, jumlah penduduk Desa Nagasari tercatat sebanyak 1.838 jiwa. Dengan luas wilayah 3,3 km², maka kepadatan penduduk desa ini mencapai sekitar 557 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup ideal untuk sebuah wilayah pedesaan, memungkinkan pemanfaatan lahan yang optimal tanpa mengesampingkan ruang terbuka hijau. Belum terdapat data terperinci mengenai rasio jenis kelamin maupun sebaran kelompok usia, namun struktur demografisnya didominasi oleh keluarga petani yang produktif. Wilayah administratif desa terbagi ke dalam beberapa dusun atau pedukuhan, di antaranya yang tercatat ialah Dusun Seprih dan Dusun Timbang.
Pemerintahan dan Layanan Publik
Roda pemerintahan di Desa Nagasari dipimpin oleh seorang Kepala Desa, yang saat ini dijabat oleh Bapak Syafruddin. Dalam menjalankan tugasnya, kepala desa dibantu oleh jajaran perangkat desa yang meliputi sekretaris desa, kepala urusan (kaur), dan kepala dusun. Bersama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), pemerintah desa secara aktif merumuskan program pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) tahunan. Fokus utama pembangunan diarahkan pada peningkatan infrastruktur, penguatan ekonomi lokal, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Di sektor pendidikan, Desa Nagasari telah memiliki sarana pendidikan dasar yang memadai. Terdapat SD Negeri Nagasari yang berlokasi di Dusun Seprih, menjadi pusat pendidikan formal utama bagi anak-anak usia sekolah dasar. Selain itu, untuk pendidikan anak usia dini, tersedia lembaga swasta Kelompok Bermain (KB) ADZKIA yang turut berperan dalam membentuk generasi penerus sejak dini.
Untuk layanan kesehatan, masyarakat Desa Nagasari dan beberapa desa tetangga dilayani oleh UPTD Puskesmas Pagentan 2 yang gedungnya berlokasi di Desa Larangan. Keberadaan puskesmas ini sangat vital dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar, program promotif, dan preventif bagi warga.
Perekonomian Berbasis Agraris
Sesuai dengan potensinya, sektor pertanian dan peternakan merupakan denyut nadi utama perekonomian Desa Nagasari. Lahan yang subur dimanfaatkan oleh sebagian besar penduduk untuk menanam padi di area persawahan dan berbagai komoditas hortikultura di lahan tegalan. Semangat gotong royong dalam mengelola lahan pertanian masih sangat kental terasa. Hal ini tecermin dari berbagai kegiatan bersama, seperti saat musim panen padi tiba, di mana warga dan bahkan aparat setempat seperti Bintara Pembina Desa (Babinsa) turut serta membantu petani, sebagai wujud dukungan terhadap program ketahanan pangan nasional.
Salah satu kelompok tani yang aktif di desa ini adalah Kelompok Tani (Poktan) Sri Rejeki, yang menjadi wadah bagi para petani untuk berbagi pengetahuan, mengelola bantuan, dan meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Selain tanaman pangan, masyarakat juga mengembangkan sektor peternakan, baik ternak besar seperti sapi dan kambing maupun ternak unggas sebagai sumber pendapatan tambahan dan pemenuhan gizi keluarga.
Meskipun potensi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di luar sektor pertanian belum tergali secara maksimal, geliat ekonomi skala kecil tetap berjalan di tengah masyarakat. Warung-warung kelontong dan usaha jasa skala kecil menjadi pelengkap aktivitas ekonomi warga sehari-hari. Pemerintah desa terus didorong untuk memfasilitasi pengembangan UMKM berbasis potensi lokal, seperti pengolahan hasil pertanian, untuk memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.
Kehidupan Sosial, Budaya, dan Tantangan Alam
Masyarakat Desa Nagasari dikenal teguh dalam memegang tradisi dan nilai-nilai budaya. Salah satu tradisi yang paling unik dan menjadi ikon desa ini ialah Kirab Ikan Mas. Tradisi ini diselenggarakan setiap tahun, di mana warga secara beramai-ramai membawa ratusan ekor ikan mas dalam kendil tanah liat untuk dilepaskan ke Sungai Merawu. Prosesi ini bukan sekadar seremonial, melainkan sebuah pesan mendalam tentang pentingnya menjaga kelestarian ekosistem sungai.
"Tujuan kirab ikan mas ini dimaksudkan untuk menjaga kelestarian alam sungai," ujar seorang tokoh masyarakat dalam sebuah kesempatan. "Kami juga melarang pencarian ikan dengan cara menyetrum atau menggunakan obat-obatan di sungai ini."
Keunikan tradisi ini diperkaya dengan iringan musik lesung, sebuah alunan musik tradisional yang dimainkan menggunakan alu dan lesung (alat penumbuk padi) yang kini sudah nyaris punah. Kehadiran musik lesung dalam kirab menjadi upaya nyata warga Nagasari untuk mengenalkan dan melestarikan warisan budaya tak benda kepada generasi muda.
Di sisi lain, kondisi geografis Desa Nagasari yang berada di dataran tinggi juga menyimpan tantangan tersendiri. Wilayah ini memiliki kontur tanah yang labil dan rawan terhadap bencana alam, khususnya tanah longsor. Pada awal Februari 2024, sebuah peristiwa longsor terjadi di area Gunung Maung, yang berlokasi di atas permukiman warga Dusun Timbang. Kejadian yang dipicu oleh curah hujan tinggi ini menyebabkan kerusakan pada beberapa rumah dan mengancam belasan lainnya, sehingga puluhan warga harus diungsikan ke tempat yang lebih aman.
"Ini Gunung Maung yang longsor dengan ketinggian tebing sekitar 500 meter," ungkap Kepala Desa Nagasari, Syafruddin, saat kejadian tersebut. Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana dan peningkatan kewaspadaan bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor.
Desa Nagasari, Kecamatan Pagentan, merupakan cerminan dari sebuah komunitas yang hidup selaras dengan alam, sembari memegang erat tradisi leluhur. Potensi pertanian yang melimpah menjadi fondasi ekonomi yang kokoh, sementara tradisi seperti Kirab Ikan Mas menunjukkan kearifan lokal dalam konservasi lingkungan. Namun tantangan bencana alam juga menjadi bagian dari realitas yang harus dihadapi. Dengan kepemimpinan yang solid dan semangat gotong royong warganya, Desa Nagasari memiliki peluang besar untuk terus maju, mengembangkan potensi ekonomi kreatif berbasis agraris dan budaya, serta membangun masyarakat yang tangguh dalam menghadapi dinamika alam.